![]() |
Potret Umar Bin Khattab (Dok. Ist) |
Umar bin Khattab dikenal sebagai sosok pemimpin besar dalam sejarah Islam. Ia adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan dijuluki Assadullah atau "Singa Padang Pasir" karena keberanian serta kecepatan dalam bertarung yang membuatnya disegani bahkan sebelum masuk Islam.
(toc) #title=(Daftar isi)
Julukan itu berasal dari masyarakat Arab sendiri, mengingat keberaniannya dalam memegang pedang dan menghadapi musuh.
(getCard) #type=(post) #title=(Baca juga yang ini, cek yuk!)
Setelah memeluk Islam, keberanian tersebut ia gunakan untuk membela kebenaran dan membela umat Muslim, hingga akhir hayatnya.
Detik-detik Terakhir Umar bin Khattab
Umar wafat setelah mengalami luka serius akibat ditikam oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak asal Persia. Kejadian itu terjadi saat ia hendak memimpin salat Subuh pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H atau sekitar tahun 644 Masehi.
Dendam politik dan kekalahan Persia dalam ekspansi kekuasaan Islam diyakini menjadi latar belakang penyerangan tersebut.
Meski dalam kondisi luka parah, Umar tetap menunjukkan ketegaran luar biasa. Ia tidak larut dalam rasa sakit, melainkan masih sempat menyampaikan beberapa pesan penting kepada umat Islam, termasuk wasiat tentang pemakamannya dan kepemimpinan setelah dirinya.
Salah satu permintaan terakhir Umar bin Khattab adalah agar jasadnya bisa dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW.
Karena tempat itu sudah dihuni oleh Rasulullah dan sahabat dekatnya, Abu Bakar, Umar pun meminta izin secara khusus kepada Aisyah binti Abu Bakar, istri Rasulullah SAW, melalui putranya, Abdullah bin Umar.
Pada awalnya, Aisyah menginginkan agar ia bisa dimakamkan di tempat itu bersama suaminya dan ayahnya.
Namun, dengan penuh keikhlasan dan menghormati permintaan Umar, Aisyah mengizinkan Umar dimakamkan di tempat tersebut. Mendengar kabar itu, Umar merasa amat bersyukur dan bahagia di sisa waktunya.
Pemikiran Umar Tentang Pengganti Setelah Dirinya Wafat
Meskipun sedang menghadapi kematian, Umar tidak melupakan tanggung jawabnya terhadap umat.
Ia menyusun rencana suksesi dengan menunjuk enam sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW untuk bermusyawarah dalam menentukan khalifah selanjutnya. Mereka adalah:
1. Utsman bin Affan
2. Ali bin Abi Thalib
3. Zubair bin Awwam
4. Talhah bin Ubaidilla
5. Abdurrahman bin Auf
6. Sa’ad bin Abi Waqqas
Hasil dari musyawarah tersebut kemudian memilih Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga, menggantikan Umar bin Khattab.
Sepanjang hidupnya, Umar bin Khattab juga meninggalkan banyak pesan moral yang patut dijadikan pedoman. Berikut beberapa di antaranya:
“Jika engkau melihat cela pada orang lain dan ingin mencelanya, maka caci dirimu sendiri, karena cacatmu lebih banyak dari mereka.”
“Jika kamu ingin memusuhi seseorang, musuhilah perutmu sendiri, karena ia musuh yang paling berbahaya.”
(getCard) #type=(post) #title=(Baca juga yang ini, cek yuk!)
“Jika kamu hendak memuji, pujilah Allah, karena hanya Dia yang paling banyak memberi dan paling lembut kepadamu.”
Kisah hidup dan wafatnya Umar bin Khattab menjadi pelajaran besar bagi kita semua. Keteguhannya dalam beriman, keberaniannya dalam menegakkan keadilan, serta kepeduliannya terhadap umat meski di ambang maut, membuatnya layak dijadikan teladan.
Wasiat-wasiat yang ditinggalkannya bukan hanya berlaku pada masa itu, tetapi tetap relevan dan menginspirasi hingga hari ini.