Kultum Ramadhan: Sunnah Buka Puasa Sesuai Anjuran Rasulullah SAW dan Hadits
Pada
saat menjalankan ibadah puasa, tentu Kita harus sahur dan berbuka. Sahur
sendiri dapat Kita lakukan sebelum imsak, sementara berbuka puasa bisa Kita lakukan
saat adzan Maghrib berkumandang. Agar ibadah semakin sempurna, Kita bisa
mengikuti sunnah buka puasa.
Ada
beberapa Sunnah yang bisa Kita lakukan baik saat sahur maupun berbuka puasa.
Sunnah ini berdasarkan anjuran Baginda Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam
beberapa hadits. Oleh karena itu, Kita bisa mengikutinya agar mendapatkan
pahala dari Allah SWT.(toc) #title=(Daftar isi)
Menjelang
buka puasa, tentu umat muslim menyambutnya dengan gembira. Sebab setelah satu
hari menahan lapar dan haus, Kita bisa makan dan minum. Beberapa pendapat juga
menjelaskan bahwa buka puasa merupakan waktu mustajab untuk memanjatkan doa.
5 Sunnah Buka Puasa yang Terdapat dalam Hadits
Secara
umum, banyak umat muslim yang memilih ngabuburit untuk menunggu waktu berbuka.
Sambil menunggu waktu berbuka, Kita bisa mempelajari amalan Sunnah yang
dianjurkan Rasulullah SAW. Berikut beberapa Sunnah buka puasa menurut hadits,
yakni:
1. Memperbanyak Doa
Ngabuburit
sendiri bisa Kita lakukan dengan melakukan beberapa aktivitas seperti bermain
hingga jalan-jalan. Agar mendapatkan pahala dari Allah SWT, sebaiknya Kita
memperbanyak doa. Sebab menjelang waktu berbuka doa akan mudah dikabulkan oleh
Allah SWT.
Secara umum, orang yang sedang berpuasa cukup istimewa. Bahkan doa orang yang berpuasa lebih mudah terkabulkan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang terdapat dalam hadits dari Abu Hurairah RA.
عَنِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عنه قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صلَّى الله عليه وسلم : ثَلَاثَةٌ لا تُرَدُّ دَعْوَتُهُم :
الإِمَامُ العَادِلُ ، والصَّائِمِ حَتَّى يُفْطِرَ ، ودَعْوَةُ المَظْلُومِ ،
يَرْفَعُهَا اللهُ دُونَ الغَمَامِ يومَ القِيَامَةِ ، وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ
السَّمَاءِ ، وَيَقُولُ : بِعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حين. (حدیث
حسن أخرجه الترمذي ، وابن ماجه ، وأحمد)
Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah
SAW bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang
yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan
mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan
dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan
menolongmu meski setelah beberapa saat.” (Hadis Hasan diriwayatkan oleh
Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Penjelasan hadits ini menjelaskan tiga kelompok
orang yang doanya tidak tertolak, yaitu: pemimpin yang adil, orang yang
berpuasa hingga ia berbuka, dan orang yang terzhalimi.
Kalimat “Tiga orang yang doanya tidak tertolak” menjelaskan
faktor-faktor dan ciri-ciri orang yang doanya cepat terkabul, baik berdoa untuk
diri sendiri maupun orang lain. Faktor pengabulan doa disebabkan kebaikan yang
melekat pada diri mereka, atau karena ketundukan kepada Allah ketika berdoa.
Para ulama hadis menjelaskan bahwa penyebutan bilangan “tiga” tidak menunjukkan
pembatasan jumlah tetapi hanyalah keterangan di antara orang-orang yang doanya
cepat terkabul.
2. Menyegerakan Berbuka
Pada saat adzan Maghrib berkumandang, Kita bisa membatalkan puasa terlebih dahulu. Membatalkan puasa bisa Kita lakukan dengan minum air atau memakan kurma. Setelah itu, Kita bisa shalat Maghrib terlebih dahulu atau melanjutkan makan.
Hadits no. 658 dari kitab Bulughul Maram, Ibnu Hajar membawakan hadits:
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا
عَجَّلُوا الْفِطْرَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
وَلِلتِّرْمِذِيِّ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : قَالَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : أَحَبُّ عِبَادِي إلَيَّ أَعْجَلُهُمْ فِطْرًا
Artinya: Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih).
Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, Allah Ta’ala
berfirman, “Hamba yang paling dicintai di sisi-Ku adalah yang menyegerakan
waktu berbuka puasa.”
3. Membaca Basmalah Terlebih Dahulu
Ketika
akan melakukan aktivitas atau berbuka puasa, hendaklah kita mengucapkan
Basmalah. Sunnah buka puasa yang satu ini juga terdapat dalam hadits, sehingga
Kita bisa melakukannya. Dengan membaca basmalah, Kita telah mengikuti Sunnah
tersebut.
Selain
membaca Basmalah, Rasulullah SAW juga memiliki kebiasaan minum dengan tiga
nafas. Meskipun bacaan basmalah terbilang singkat, namun membawa keberkahan
bagi diri Kita. Hal ini juga berlaku saat Kita melakukan aktivitas lainnya
seperti bekerja dan juga belajar.
Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ
يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ
أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Artinya:
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama
Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah
ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal
dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi
mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits tersebut shahih)
4. Membaca Doa Buka Puasa
Sunnah
buka puasa yang selanjutnya yaitu membaca doa. Dengan membaca doa buka puasa,
Kita akan mendapatkan keberkahan sehingga makanan yang masuk dalam tubuh lebih
sehat. Selain menghilangkan rasa lapar dan haus, doa buka puasa juga bisa
memperoleh pahala.
Secara
umum, ada banyak doa buka puasa menurut beberapa hadits. Oleh karena itu, Kita
bisa membaca salah satu doa buka puasa. Isi ucapan doa sangat umum dan tidak
terbatas selama doa tersebut mengandung makna kebaikan. Terkait doa saat
berbuka, Imam al-Nawawi (w. 676 H.) dalam karyanya al-Adzkar menampilkan 5
ragam doa.
5 Ragam doa Imam al-nawawi:
a. Doa yang berasal dari riwayat Abu Daud dari Sahabat Ibnu Umar ra., bahwa Rasulullah ketika berbuka puasa berdoa dengan membaca:
ذَهَبَ
الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
(Dzahabazh
zhama’u wabtallatil ‘uruuqu, wa tsabatal ajru in syaa Allah)
Artinya:
“Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah ditetapkan pahala
insya Allah.” (HR. Abu Daud no. 2010)
b. Masih riwayat Abu Daud dari Mu’adz bin Zahrah, ia bercerita bahwa Rasulullah pernah berdoa saat berbuka puasa, sebagai berikut:
اللَّهُمَّ
لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
(Allahumma
laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu)
Artinya:
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.” (HR. Abu
Daud no. 2011)
Di
masyarakat kita, doa ini ada tambahannya, dan ini tidak masalah. Sebab sekali
lagi, doa tidak terbatas pada riwayat. Kita dibebaskan mengekspresikan doa
selama itu baik. Tambahan tersebut yakni:
اللّهُمَّ
لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّحِمِيْنَ
(Allahummalakasumtu
wabika aamantu wa’alarizqika afthortu birohmatikaya ar-hamarrahimin)
Artinya:
“Ya Allah Dzat yang Maha Pemurah dari segalanya, untuk-Mu aku berpuasa dan
dengan rizki dan kasih sayang-Mu aku berbuka.”
c. Riwayat dari Ibnu Sunni dari Mu’adz bin Zahrah:
الحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذي أعانَنِي فَصَمْتُ، وَرَزَقَنِي فأفْطَرْتُ
(Alhamdulillahilladzi
a’aananii fashamtu, wa razaqanii faafthartu)
Artinya:”
Segala puji bagi Allah yang menolongku maka aku dapat berpuasa, dan yang telah
memberiku rezeki sehingga aku dapat berbuka.” (HR. Ibnu Sunni)
d. Masih riwayat dari Ibnu Sunni, tapi dari Sahabat Ibnu Abbas:
اللَّهُمَّ
لَكَ صُمْنا، وَعلى رِزْقِكَ أَفْطَرْنا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إنَّكَ أنْتَ
السَّمِيعُ العَلِيمُ
(Allahumma
shumnaa, wa ‘alaa rizqika aftharnaa, fataqabbal Minna innaka antas samii’ul
‘aliim)
Artinya:
“Ya Allah, karena Kamu kami berpuasa, dan dengan rizki-Mu kami berbuka, maka
terimalah (puasa) kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui.” (HR: Ibnu Sunni)
e. Doa berdasarkan riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Sunni, dari Ibnu Umar yang berdoa:
اللهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
(Allahumma
inni asaluka birahmatikallatii wasi’at kulla syaiin antaghfira lii)
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu,
agar Engkau mengampuniku.”
(Lihat
selengkapnya: al-Nawawi, al-Adzkar, hlm. 190)
5. Berbuka dengan Kurma dan Air
Selain
beberapa sunnah tersebut, Kita juga dianjurkan untuk berbuka dengan kurma dan
air. Hal ini sesuai dengan kebiasaan Baginda Nabi saat berbuka puasa. Terlebih
kurma memiliki banyak kandungan yang baik bagi kesehatan tubuh.
Pada
saat berbuka puasa, Rasulullah sering mengonsumsi kurma. Namun, saat Rasulullah
tidak memiliki kurma hanya berbuka dengan beberapa teguk air.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ
فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
“Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka
puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka
dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk
air“
HR
Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576).
Dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi Takhrij Ahaadits
Manaaris Sabiil IV/45 no. 922
Hadits
diatas mengandung beberapa pelajaran berharga, antara lain. (Disadur dari
Taudhihul Ahkaam min Bulughil Maram oleh Al-Hafidzh Ibnu Hajar Al-Asqalany yang
disyarah oleh Syaikh Abdullah bin Abdirrahman Al-Bassam (II/198 no. 459) cet.
Daar ibnu Haitsam, th. 2004M)
- a) Dianjurkannya
untuk bersegera dalam berbuka puasa.
- b) Dianjurkannya
untuk berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak ada maka boleh
memakan tamr (kurma kering), jika tidak ada pula maka minumlah air.
- c) Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan beberapa buah kurma sebelum
melaksanakan shalat. Hal ini merupakan cara pengaturan yang sangat teliti,
karena puasa itu mengosongkan perut dari makanan sehingga liver (hati) tidak
mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya ke seluruh
sel-sel tubuh. Padahal rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat meresap
dan paling disukai liver (hati) apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah itu,
liver (hati) pun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang dihasilkannya
ke seluruh anggota tubuh dan otak.
- d) Air
adalah pembersih bagi usus manusia dan itulah yang berlaku alamiyah hingga saat
ini.
Beberapa Sunnah puasa tersebut bisa Kita lakukan agar ibadah semakin sempurna. Terlebih Sunnah tersebut juga bersumber dari hadits shahih, dan juga mendatangkan pahala. Dengan melakukan beberapa Sunnah tersebut, Kita akan mendapatkan keberkahan di bulan suci.
Semoga bermanfaat
Download Tulisan ini.
- Sunnah Buka Puasa Sesuai Anjuran Rasulullah SAW dan Hadits.pdf(getCard) #type=(download) #title=(Sunnah Buka Puasa Sesuai Anjuran Rasulullah SAW dan Hadits.pdf) #info=(222kb) #button=(Unduh) #color=(#2E8B57)
Sunnah Buka Puasa Sesuai Anjuran Rasulullah SAW dan Hadits - .docx(getCard) #type=(download) #title=(Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Ramadhan.docx) #info=(189kb) #button=(Unduh) #color=(#2E8B57)