Hadits Tentang Mertua dan Menantu (Dok. Ist) |
Dalam agama Islam, mertua dan menantu harus memiliki hubungan yang baik. Sebab, mertua wajib dihormati agar hubungan rumah tangga harmonis. Bahkan, dalam agama Islam terdapat hadits tentang mertua dan mertua yang menarik untuk dipelajari.
(toc) #title=(Daftar isi)
Jika mertua dan menantu tidak harmonis, hubungan rumah tangga akan terasa membosankan. Terlebih jika pasangan tidak bisa bersikap adil, sehingga Kita dianjurkan untuk bersikap baik dengan mertua. Sebab hal ini akan membuat rumah tangga menjadi langgeng.
Sebagian orang berpendapat bahwa, menikah tidak hanya mencintai pasangan saja namun juga mencintai orang tuanya. Sebab, mertua merupakan orang tua dari pihak suami/ istri sehingga layak untuk dihormati.
Hadits Tentang Mertua dan Menantu
Hadits Tentang Mertua dan Menantu (Dok. Ist) |
Meskipun tidak tinggal seatap dengan mertua, Kita dianjurkan untuk menyambung silaturahmi. Bila perlu, Kita harus sering mengunjungi mertua. Hal ini bertujuan agar hubungan dengan mertua makin harmonis. Terlebih dalam Islam terdapat hadits tentang mertua dan menantu:
1. HR. Ahmad 4: 34
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ.
قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah dimana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.”(HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933
2. QS. Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (Q.S Luqman:14)
3. HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci ” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Cara Menjaga Hubungan Baik antara Mertua dan Menantu
Setelah mengetahui hadits mertua dan menantu, Kita harus mengetahui cara menjaga hubungan baik dengan mertua. Terlebih, hubungan harmonis menjadi kunci langgengnya rumah tangga. Berikut cara menjaga hubungan baik antara mertua dan menantu, yakni:
1. Saling Menghormati dan Menghargai
Dalam lingkungan keluarga, perbedaan pendapat seringkali ditemui oleh banyak orang. Dimana, perbedaan pendapat tersebut memicu pertengkaran. Jika Kita memiliki perbedaan pendapat dengan mertua, hendaknya kedua belah pihak harus menghormati dan menghargai.
Jika menantu seiring mencela pendapat mertua, hubungan rumah tangga tidak akan langgeng. Begitupun sebaliknya, dengan demikian dengarkan pendapat mertua terlebih dahulu. Apabila pendapat yang diberikan masuk akal, Kita bisa menerapkannya.
2. Saling Mengerti dan Toleransi
Orang tua, seringkali memiliki pandangan yang berbeda terhadap segala sesuatu. Meskipun tergolong umum, seringkali menantu merasa tidak nyaman dengan pendapat mertua. Jika mengalami hal ini, Kita harus saling mengerti dan toleransi agar hubungan lebih harmonis.
Ketika tidak setuju dengan pendapat mertua, Kita bisa mendengarkannya terlebih dahulu. Barangkali pendapat tersebut lebih masuk akal. Jika pendapat mertua tidak sesuai dengan keinginan, usahakan untuk memahami perasaan mertua dan ajak bicara secara perlahan.
3. Saling Membantu dan Menolong
Jika Kita tinggal dengan mertua, hendaklah meringankan tugas-tugas rumah tangga. Selain itu, usahakan untuk saling membantu dan menolong mertua dalam kondisi apapun. Hal ini bertujuan agar hubungan antara mertua dan menantu terjalin dengan baik.
Apabila mertua meminta tolong untuk mengerjakan sesuatu, Kita harus membantunya. Namun, sebelum itu pastikan bahwa perintah mertua mengarah pada hal positif. Jika mertua saling membantu dan menolong maka rumah tangga akan harmonis dan awet.
Disamping itu, menantu juga tidak boleh membatasi komunikasi antara pasangan dengan mertua. Hal ini seringkali dilakukan oleh banyak orang, sehingga hubungan mertua dan menantu sering renggang bahkan tidak pernah akur.
Nah, itulah beberapa hadits tentang mertua dan menantu yang menarik dipelajari. Setelah mempelajarinya, Kita harus menerapkan dalam kehidupan rumah tangga. Hal ini bertujuan agar rumah tangga tetap harmonis dan langgeng hingga maut memisahkan.