![]() |
Ilustrasi orang berdoa (Dok. Ist) |
Hari Tasua dan Asyura di bulan Muharram adalah momen istimewa bagi umat Islam. Pada dua hari ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, terutama puasa sunnah.
Namun, bagaimana dengan para wanita yang sedang dalam keadaan haid? Apakah mereka tetap bisa mengisi hari-hari tersebut dengan amalan yang berpahala?.
(toc) #title=(Daftar isi)
Jawabannya bisa. Meski tidak dapat melaksanakan puasa atau salat, ada banyak bentuk ibadah lain yang tetap dapat dilakukan oleh wanita haid di hari Tasua (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram). Berikut penjelasan lengkapnya.
(getCard) #type=(post) #title=(Baca juga yang ini, cek yuk!)
Keistimewaan Hari Tasua dan Asyura
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan mulia dalam Islam. Di dalamnya terdapat dua hari penting, Tasua (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram). Kedua hari ini memiliki nilai spiritual yang tinggi. Rasulullah SAW bahkan bersabda:
"Jika aku masih hidup tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal sembilan (Tasua).” (HR. Muslim)
Mengenai hari Asyura, Rasulullah juga bersabda:
'Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Dia menghapus dosa satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim)
Namun, wanita yang sedang haid dilarang berpuasa karena kondisi haid membatalkan ibadah tersebut. Meski begitu, mereka tetap bisa mendapatkan pahala dengan melakukan amalan lainnya.
Amalan yang Bisa Dilakukan Wanita Haid di Hari Tasua dan Asyura
Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan bagi wanita haid untuk meraih pahala di hari Tasua dan Asyura:
1. Berdzikir dan Berdoa
Wanita haid tetap diperbolehkan untuk berzikir dan berdoa, karena ibadah ini tidak mensyaratkan kondisi suci dari hadas besar. Beberapa bacaan dzikir yang bisa diamalkan:
Tasbih: Subhanallah (Maha Suci Allah)
Tahmid: Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)
Takbir: Allahu Akbar (Allah Maha Besar)
Tahlil: Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah)
Istighfar: Astaghfirullah (Aku mohon ampun kepada Allah)
Selain dzikir, perbanyaklah doa-doa kebaikan seperti memohon ampunan, keteguhan iman, keselamatan, dan kelapangan rezeki. Hari-hari mulia seperti Tasua dan Asyura adalah waktu yang sangat baik untuk memperbanyak doa.
2. Membaca Al-Qur’an Tanpa Menyentuh Mushaf
Meski tidak boleh menyentuh mushaf secara langsung, banyak ulama memperbolehkan wanita haid untuk membaca Al-Qur’an melalui media seperti aplikasi digital atau dengan mengulang hafalan.
Jika dilakukan dengan merenungkan makna (tadabbur), membaca Al-Qur’an di hari Asyura akan menambah kedekatan dengan Allah meskipun sedang tidak suci.
3. Mendengarkan Kajian atau Ceramah Islam
Wanita haid bisa memanfaatkan waktu dengan menonton atau mendengarkan kajian seputar keutamaan bulan Muharram, tafsir Al-Qur’an, atau sirah Nabi SAW.
Menuntut ilmu agama adalah amalan berpahala yang tidak terbatas pada kondisi tertentu, dan sangat dianjurkan sepanjang waktu.
4. Bersedekah
Sedekah adalah amalan yang tidak terikat waktu dan kondisi fisik. Bahkan dalam hadits disebutkan,
“Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
Wanita haid bisa bersedekah kepada fakir miskin, anak yatim, atau bahkan memberi makanan kepada orang-orang yang sedang berpuasa Asyura
5. Memberi Makan Orang yang Berpuasa
Salah satu bentuk ibadah mulia di hari Asyura bagi wanita haid adalah dengan memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikit pun.” (HR. Tirmidzi).
(getCard) #type=(post) #title=(Baca juga yang ini, cek yuk!)
Amalan ini sangat cocok dilakukan di rumah, seperti menyiapkan makanan untuk suami, anak, atau tetangga yang sedang menjalankan puasa sunah.
Wanita yang sedang haid tetap bisa menjadi bagian dari kemuliaan hari Tasua dan Asyura. Meskipun terhalang dari ibadah tertentu seperti puasa dan salat, masih banyak jalan untuk meraih pahala besar di hari-hari mulia ini.
Dengan berdzikir, membaca Al-Qur’an secara digital, mendengarkan kajian, bersedekah, dan memberi makan orang yang berpuasa, seorang muslimah tetap bisa menunjukkan kecintaan dan ketakwaannya kepada Allah.