Cara Membahagiakan Istri (Dok. Ist) |
Rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah bisa terwujud jika istri merasa bahagia. Oleh karena itu, para suami harus mencari cara membahagiakan istri. Terlebih istri merupakan kunci keluarga yang harmonis dan sejahtera.
(toc) #title=(Daftar isi)
Sebaliknya, jika istri merasa tidak bahagia maka rumah tangga akan terasa kaku. Dalam agama Islam, para suami dianjurkan untuk membahagiakan istri baik secara lahir maupun batin. Mengingat perempuan memiliki kedudukan yang istimewa dalam agama Islam.
Dikutip dari buku Kamu Cantik jika Taat Allah oleh Sahabat Muslimah, Islam sangat memuliakan perempuan. Perempuan harus dijaga, dilindungi dan juga diberikan kasih sayang. Bahkan Rasulullah SAW, berada dalam sebuah hadist untuk menjelaskan keistimewaan perempuan.
"Dan bergaullah dengan mereka secara patut (QS An Nisa: 19). Terimalah wasiatku untuk berbuat baik kepada para kemuliaan wanita dalam Islam. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok). Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah tulang rusuk teratas. Apabila kamu meluruskannya kamu akan mematahkannya, namun apabila kamu diamkan dia akan semakin bengkok, maka berlaku baiklah padanya." (HR Bukhâri, no. 3331 dan Muslim, no. 1468).
5 Cara Membahagiakan Istri Menurut Agama Islam
Cara Membahagiakan Istri (Dok. Ist) |
Memanjakan istri tidak harus berkaitan dengan harta, namun juga meluangkan waktu untuk berbagi keluh kesah. Meskipun istri jarang mengeluh, namun seringkali istri menanggung pikirannya sendiri. Oleh karena itu, suami harus membahagiakan istri dengan cara berikut:
1. Memperlakukan Istri dengan Baik
Di zaman sekarang banyak suami yang memperlakukan istri dengan kasar, bahkan tak jarang melakukan KDRT. Padahal dalam agama Islam, suami harus memperlakukan istri dengan baik. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan at-Tirmidzi:
أَلاَ وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَـاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ -أَيْ أسِيْرَاتٍ- لَيْسَ تَمْلِكُوْنَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذَلِكَ، إِلاَّ أَنْ يَأْتِيْنَ بِفَـاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ، فَإِنْ فَعَلْنَ فَـاهْجُرُوْهُنَّ فِـي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْاهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوْطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُوْنَ، وَلاَ يَأْذَنَّ فِيْ بُيُوْتِكُمْ لِمَنْ تَكْرَهُوْنَ، أَلاَ وَحَقَّهُنَّ عَلَيْكُمْ أَنْ تُحْسِنُوْا إِلَيْهِنَّ فِيْ كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ.
Artinya: "Ingatlah, berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka itu (bagaikan) tawanan di sisi kalian. Kalian tidak berkuasa terhadap mereka sedikit pun selain itu, kecuali bila mereka melakukan perbuatan nista. Jika mereka melakukannya, maka tinggalkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Jika ia mentaati kalian, maka janganlah berbuat aniaya terhadap mereka. Mereka pun tidak boleh memasukkan siapa yang tidak kalian sukai ke tempat tidur dan rumah kalian. Ketahui-lah bahwa hak mereka atas kalian adalah kalian berbuat baik kepada mereka (dengan mencukupi) pakaian dan makanan mereka."
2. Menjadi Kepala Keluarga yang Bijak
Jika sebuah keluarga mengalami pertengkaran baik antara istri atau orang tua, suami harus bijak dalam mengambil keputusan. Usahakan suami untuk mendengarkan keluh kesah kedua belah pihak. Sebab menjadi kepala keluarga yang bijak menjadi kunci hubungan yang langgeng.
3. Memberikan Nafkah Kepada Keluarga
Secara umum, tugas suami adalah menafkahi keluarganya. Selain itu, suami juga harus memperhatikan kebutuhan dasar istri dan anak-anaknya. Jika cara ini diterapkan dengan baik, maka Allah SWT akan memberikan rezeki yang melimpah.
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda,
"Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)." (HR Muslim).
4. Membantu Pekerjaan Rumah
Sebagian suami sering menganggap bahwa, pekerjaan rumah adalah tugas istri. Padahal membantu pekerjaan rumah termasuk cara membahagiakan istri menurut agama islam. Bahkan Rasulullah SAW juga melakukan pekerjaan rumah untuk membahagiakan sang istri.
عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ
Artinya: Urwah berkata kepada Aisyah, "Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?" Aisyah berkata, "Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember." (HR Ibnu Hibban)
5. Menasehati Istri dengan Cara yang Baik
Cara membahagiakan istri menurut Islam yaitu menasehati dengan cara yang baik. Meskipun istri berbuat kesalahan, seorang suami harus menegurnya dengan kalimat yang halus. Terlebih terdapat hadist yang menjelaskan cara menasehati perempuan.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ»
Artinya: "Istri itu (terkadang) seperti tulang rusuk (yang bengkok dan keras). Jika kamu luruskan, kamu bisa mematahkannya. Jika kamu (biarkan, dan tetap) menikmatinya, maka kamu menikmati seseorang yang ada kebengkokan (kekurangan) dalam dirinya." (HR Bukhari).
Itulah beberapa cara membahagiakan istri menurut agama Islam, dimana cara tersebut sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW. Oleh karena itu, para suami bisa menerapkannya agar hubungan rumah tangga lebih awet dan harmonis.