Tradisi Slametan Menurut Islam, Benarkah Sarat Akan Doa?
Masyarakat
Jawa memang memiliki tradisi atau kebiasaan yang masih terbawa hingga saat ini.
Salah satu tradisi yang cukup populer yaitu tradisi salamatan. Hal inilah yang
membuat beberapa orang mempertanyakan tradisi slametan menurut islam, sebab
tradisi ini masih hits.
Ketika
menggelar acara selamatan, biasanya umat muslim akan memberikan makanan dan
uang kepada tamu yang hadir dalam acara tersebut. Makanan tersebut dalam Islam
dapat disebut sebagai sedekah, sehingga masih banyak masyarakat yang menggelar
acara tersebut.
Sebagian
orang berpendapat bahwa selamatan bertujuan agar hajat terkabulkan dan
terhindar dari marabahaya. Oleh karena itu, banyak orang yang berpendapat bahwa
selamatan ini boleh Kita lakukan selama tidak bertentangan dengan syariat
Islam.
Makna
Tradisi Selamatan Menurut Islam
Apabila
Kita teliti lebih dalam, selamatan mengandung dua hal yaitu doa dan dzikir.
Oleh karena itu, masih banyak umat muslim yang menggelar acara selamatan di
momen tertentu. Terlebih dalam QS. Al-Baqarah: 186, Allah berfirman bahwa orang
yang berdoa hajatnya akan terkabul.
وَاِذَا
سَاَلَـكَ عِبَادِىۡ عَنِّىۡ فَاِنِّىۡ قَرِيۡبٌؕ اُجِيۡبُ دَعۡوَةَ الدَّاعِ
اِذَا دَعَانِ
"Dan
apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Hai Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah
kepada mereka bahwa Aku adalah dekat kepadanya dan Aku memperkenankan doa orang
yang berdoa kepada-Ku." (QS Al-Baqarah: 186).
Selain
itu, tuan rumah yang membuat hajat akan menyajikan makanan untuk tamu yang
hadir dalam acara selamatan. Dalam agama Islam, sajian ataupun uang tersebut
termasuk ke dalam sedekah. Sedekah ini dapat menutup segala sisi keburukan, hal
ini sesuai sabda Rasulullah.
الصدقة
تسُدُّ سبعين بابا من السوء
“Sedekah
menutup 70 pintu keburukan.” (HR Thabrani).
Sajian dalam Selamatan yang Memiliki Arti Khusus
Selain mempelajari tradisi selamatan dalam Islam, Kita harus memperhatikan sajian dalam selamatan. Hal ini bertujuan agar Kita bisa menggelar acara selamatan yang sesuai dengan syariat Islam. Berikut beberapa sajian dalam acara selamatan, yakni:
1. Kupat
Dalam
bahasa Indonesia, kupat ialah makanan yang berasal dari beras. Biasanya beras
tersebut akan dimasukkan dalam janur yang telah Kita bentuk sebelumnya. Selain
dalam acara selamatan, biasanya kupat menjadi sajian penting dalam hari raya
idul fitri.
Kupat
sendiri memiliki arti ngaku lepat dan laku papat. Ngaku lepat sendiri memiliki
arti sebagai pengakuan kesalahan dari manusia. Sementara laku papat memiliki
arti sebagai 4 tindakan. Laku papat sendiri lebih merujuk pada perayaan hari
raya idul fitri.
2. Apem
Selain
kulat, apem juga menjadi makanan tradisional yang terdapat dalam selamatan.
Dalam bahasa Arab, apem memiliki istilah afwan atau affuwun yang sarat akan
permintaan maaf atau ampunan. Karena masyarakat kesulitan menyebut bahasa Arab,
sehingga meyebutnya Apem.
Bentuk
apem sendiri memiliki makna sebagai pendekatan diri kepada Tuhan. Selain itu,
bahan untuk membuat apem juga sarat akan simbol kesederhanaan. Oleh karena itu,
apem sering menjadi sajian dalam selamatan baik acara kematian, kelahiran
ataupun acara lainnya.
3. Ayam Ingkung
Dalam
tradisi selamatan biasanya terdapat ayam Ingkung sebagai lauk pauk. Tidak hanya
itu saja, ayam ingkung juga memiliki makna tersendiri. Oleh karena itu, ayam
Ingkung sering menjadi sajian dalam acara selamatan baik acara kematian,
pernikahan, kelahiran dan lainnya.
Pada
saat menyajikan ayam Ingkung, biasanya posisi ayam tersungkur. Hal ini menandai
bahwa manusia harus merendah saat berhadapan dengan Allah SWT. Seiring
berjalannya waktu, ayam Ingkung bisa Kita temukan dengan mudah di beberapa
acara syukuran.
4. Jenang Sumsum
Selain
ayam Ingkung, jenang sumsum juga menjadi sajian dalam acara selamatan. Jenang
sumsum menjadi simbol doa dan harapan agar persatuan masyarakat Jawa semakin
terjalin dengan kuat. Bahkan jenang juga menjadi simbol syukur kepada Tuhan
yang Maha Esa.
Warna
putih dalam jenang sumsum memiliki arti sebagai simbol kebersihan hati.
Sementara rasa manis dari juruh memiliki arti kesejahteraan. Hal inilah yang
membuat masyarakat Jawa masih sering menyajikan jenang sumsum dalam acara
selamatan.
Lemper
sendiri merupakan yen dielem atimu ojo memper. Dalam bahasa Indonesia, istilah
tersebut lebih merujuk pada manusia tidak boleh sombong setelah mendapatkan
pujian dari orang lain. Sementara ketan memiliki simbol sebagai persaudaraan.
Itulah
beberapa makna tradisi slametan menurut Islam. Setelah mengetahuinya, Kota bisa
menggelar acara selamatan sesuai dengan syariat Islam. Hal ini bertujuan agar
hajat Kita terkabul serta mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Klik unduh untuk mendownload
- Tradisi Slametan Menurut Islam, Benarkah Sarat Akan Doa.pdf(getCard) #type=(Tradisi Slametan Menurut Islam, Benarkah Sarat Akan Doa.pdf) #info=(265kb) #button=(Unduh) #color=(#2E8B57)
- Tradisi Slametan Menurut Islam, Benarkah Sarat Akan Doa.docx(getCard) #type=(download) #title=(Penerima Zakat Fitrah Sesuai dengan Ajaran Agama Islam.docx) #info=(137kb) #button=(Unduh) #color=(#2E8B57)